Jumat, 19 April 2019

Kubu Jokowi Tantang Prabowo Buka Data Klaim 'Kemenangan' - CNN Indonesia




Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Badan Saksi Pemenangan Nasional (BSNP) DPP PDI Perjuangan Arif Wibowo merespons klaim kemenangan

Prabowo Subianto

-

Sandiaga Uno

 dalam

Pilpres 2019

 atas dasar

real count

pihaknya.

Arif pun menantang kubu BPN Prabowo-Sandi untuk membuka data dan metode penghitungan suara yang mereka lakukan sebagai dasar klaim kemenangan.

"Loh iya, tadi saya bilang silahkan semua diaudit. Supaya kita klaim yang berdasar," ucap Arif di kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Jumat (19/4).

Sebagai permulaan, Arif menunjukkan tim yang melakukan penghitungan di berbagai daerah. Metode yang digunakan serta situs pusat penghitungan juga dipaparkan kepada wartawan di kantor DPP PDIP.

Arif mengatakan pihaknya menggunakan sistem yang bernama SIDIAN, kepanjangan dari Sistem Deteksi Dini dan Analisa. Kemudian BSNP melakukan input dan menghitung suara berdasarkan berkas otentik C1 yang diperoleh saksi di setiap TPS. Setelah itu, diinput ke SIDIAN sebagai pusat pengelolaan data.

Sejauh ini, hasil penghitungan SIDIAN, Jokowi-Ma'ruf unggul atas Prabowo-Sandi. Namun data yang masuk masih sekitar 7 persen.

"Kita lebih cepat 2,5 kali dibanding KPU. Pada jam 2 siang ini, data kita sudah masuk 7,22 persen atau 58.422 dari 809.376 TPS. Di saat yang sama, KPU baru satu persenan atau sekitar 15 ribuan TPS," tuturnya.

Arif mengatakan data yang diinput dilakukan secara acak. Arif menampik pihaknya mendahulukan penginputan data C1 di TPS basis PDIP. Dokumen C1 yang paling cepat diterima akan langsung diinput setelah diverifikasi.

Arif lalu mengatakan SIDIAN tidak bisa diakses oleh masyarakat. Hanya untuk kalangan PDIP. Meski begitu, dia siap membuka jika kubu Prabowo-Sandi mau menerima tantangan saling membeberkan data dan pola penghitungan.

"Saya kira kalau ada komunikasi kita bisa menunjukkan bagaimana proses ini berlangsung. Harus oleh pihak yang independen," kata Arif.

Di tempat yang sama, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan hal serupa. Pihaknya siap diaudit jika ada yang merasa curiga dengan pola penghitungan ala PDIP.

"Bahkan KPU kalau mau membandingkan data kami dengan Gerindra, BPN, kami juga siap untuk dicek sistemnya, ahli IT, data data yang masuk dokumen C-1 nya, bisa aja dicek secara random," kata Hasto.

Sebelumnya capres nomor 02 Prabowo Subianto mengecam hasil quick count sejumlah lembaga yang memenangkan Jokowi-Ma'ruf sebagai lembaga abal-abal dan tidak bisa dipercaya.

Prabowo bahkan mengklaim hasil real count pihaknya menyebut mendapat 62 persen, sementara Jokowi-Ma'ruf 38 persen. Atas dasar itu, sejak Rabu (17/4) hingga Kamis (19/4) siang, Prabowo telah tiga kali mendeklarasikan kemenangan dan dua kali sujud syukur.

Hasil penghitungan internal BPN itu pun bertolak belakang dengan hasil quick count sejumlah lembaga survei. Dari hasil quick count enam lembaga survei yang dipantau oleh CNNIndonesia.com seperti Litbang Kompas, Indo Barometer, LSI Denny JA, Median, Kedai Kopi dan CSIS, Jokowi-Ma'ruf unggul dari Prabowo-Sandi dengan angka rata-rata di atas 54 persen.

[Gambas:Video CNN] (bmw/osc)






Read More

Tidak ada komentar:

Posting Komentar